Sore itu langit tengaran tampak berawan,gunung merbabu yang biasanya
terlihat begitu indah kala itu tak tampak, suara gemuruh pun
silih berganti bersahutan.
Jam menunjukkan pukul 16.00 WIB tampak sekelompok
anak sedang mempersiapkan sesuatu. Ya, kala itu hari selasa 23 Juni 2014 kami angkatan pertama MA Nurul Islam hendak mendaki pasak bumi bernama merbabu itu. Setelah 2 hari yang lalu disibukkan dengan FAM 2014 kini saatnya sedikit
merefreshkan pikiran.
Persiapan telah kami lakukan baik jasadiyah maupun
ruhiya begitu pun seluruh perlengkapan yang
dibutuhkan telah siap di tas kami masing-masing. Dengan jumlah kami 20
orang dan 4 ikhwah dari semarang yang ikut gabung bersama kami rasanya Colt
L300 adalah kendaraan yang cocok kami tumpangi. Tepat pukul lima kami beranjak meninggalkan
bumi tengaran menuju pos pendakian Cuntel di desa kopeng. Menempuh perjalanan 1 jam lebih akhirnya
tibalah kami di bascamp Cuntel meskipun udara dingin mulai
mulai terasa hal tersebut tak menyurutkan azzam kami untuk menyelesaikan
ekspedisi menuju puncak tertinggi merbabu. Registrasi persiapan dan pengecekan ulang kami lakukan sebelum memulai pendakian. Semua persiapan dirasa sudah clear, tepat pukul 08.00
WIB ba’da isya dengan mengucap bismillahrrahmanirrahim...kami memulai
pendakian.
Malam itu langit tak begitu cerah sang rembulan
pun terhalangi oleh awan mendung yang rasanya tak lama lagi hendak menumpahkan
air yang di kandungnya. Benar saja baru beberapa langkah butir-butir rahmat allah turun membasahi
bumi menemani setiap langkah-langkah kami.setapak demi setapak kami lalui malam
semakin gelap saja cahaya senter yang tak begitu terang menjadi andalan kami untuk
mengetahui jalan kala itu berjalan, dan berjalan adalah kata yang terpkirkan oleh setiap benak kami. Tak terasa pos 1 telah
terlewati rasanya masih terlalu dini untuk beristirahat maka kami putuskan untuk langsung melanjutkan perjalanan,udara beranjak dingin angin semilir menemani langkah kami medan yang
tak terlalu sulit membuat langkah kami beradu dengan cepat tak terasa sampailah
kami di pos 2 lelah dan letih kata yang cukup mewakili suasana kala
itu bersitirahat sejenak sekedar memulihkan tenaga, jam menunjukkan pukul 22.00 WIB kami bertolak menuju pos 3.
Bulan mulai menunjukkan senyumannya dan bintang menghiasi gelapnya malam menemani
setiba jejak langkah tak terasa sampailah kami di pos 3
langit yang tadinya cerah mulai tak bersahabat kilatan petir mulai mmenyambar
pertanda hujan hendak menyapa akhirnya kami putuskan untuk nge-camp di pos tiga
dengan tenda yang alakadarnya kami beristirahat dengan nyenyak (ada cerita unik
kala istirahat di pos 3..kami hanya membawa 1 tenda dom berkpasitas 4
orang..sedang jumlah kami yang cukup banyak yaitu 17 orang dengan kondisi suhu
yang mulai menusuk tulang kami putuskan untuk masuk ke dalm dom berkapasitas
terbatas itu ntah bagaimana caranya 17 orang tertampung ke dalam nya..hangat
dan nyenyak adalah suasana yang tergambar saat itu,meski harus
berdesak-desakkan saling sikut menyikut tidak mengurangi rasa ukhuwah
kami..hujan mulai menyapa satu persatu dari kami mulai terlelap..iseng bermain
HP Dirgantara salah satu teman kami mencoba menyetel Televisi via HP tanpa
disangka nyangkut di channel piala dunia karena kebetulan saat itu sedang ada
pertandingan..jadilah kami menonton piala dunia di tengah sesak-desak nya tenda dom..).
Pukul 03.00 kami terjaga untuk melanjutkan perjalanan
menuju puncak,wajah-wajah kusut tampak jelas dari muka-muka kami dengan langkah yang gontai kami melanjutkan perjalanan pos 4
terlewati begitu saja. Setapak menuju puncak langit mulai memudar tepat pukul 06.00 kaki ini
menapak di puncak merbabu kenteng songo namanya,rasa lelah,capek dan letih kami
terbayar sudah sunrise dan bentangan samudra awan terpampang di hadapan kami,
semburat jingga sang mentari tampak indah berpadu dengan putihnya awan. tahmid,tasbih dan takbir mebasahi bibir-bibir kami memuji mahakaryaNya.
Begitu eksotis nan indah sebuah pemandangan yang tak dapat dinikmati dari
bawah.eksis dan narsis menjadi trending topik kala itu sebuah ritual acara inti
“take picture” heheheh..semua seolah menjadi model nomor satu selain itu
menikmati secangkir kopi dan semangkuk mie instant menjadi kenangan tersendiri di puncak merbabu.
Setelah puas memanjakan mata dengan indahnya pemandangan kami pun beranjak turun tak butuh waktu yang
lama sekitar 4-5 jam kami sudah kembali ke basecamp awal. Usai sudah perjalan panjang kami “merbabu
3124 mdpl menjadi saksi perjuangan kami...”.